Solo- The Spirit Of Java



Sebelumnya sih, gue belom pernah ke kota Solo tapi mungkin dalam waktu dekat ini gue pengen ke Solo dan harus ke Solo. Dari dulu gue tertarik banget sama kota Solo. Kenapa gue tertarik sama kota Solo? Simple, karena slogannya yang keren, the spirit of Java. gue bukan orang Jawa yang pengen belajar tentang kebudayaan jawa tapi gue sangat tertarik dengan kebudayaan apa pun termasuk kebudayaan Jawa. Berangkat dari slogan the spirit of Java, gue mencari-cari filosofi kenapa Solo disebut The spirit of java. 



“Solo The Spirit of Java” mengandung arti bahwa “Solo merupakan jiwanya Jawa”.  Bisa dikatakan bahwa Solo merupakan representasi dari Jawa. Kata “Jawa” pun seringkali diidentikkan dengan Jawa Tengah terutama daerah Solo dan sekitarnya. Huruf “O” pertama dalam kata “Solo The Spirit of Java” diambil dari bentuk dasar motif batik yang menjadi salah satu ikon utama kota Solo. Logo ini sekaligus juga mencerminkan bahwa merupakan kota seni dan budaya. Sebagai kota yang sudah berusia hampir 250 tahun, Surakarta memiliki banyak kawasan dengan situs bangunan tua bersejarah. Selain bangunan tua yang terpencar dan berserakan di berbagai lokasi, ada juga yang terkumpul di sekian lokasi sehingga membentuk beberapa kawasan kota tua, dengan latar belakang sosialnya masing-masing. Spirit of Java juga menggambarkan semangat bersama dalam proses pengembangan ekonomi dalam era globalisasi dan otonomi daerah. Semangat tersebut dilandasi oleh jiwa sebagai orang Jawa yang menjunjung tinggi budaya, sejarah, dan nilai-nilai luhur pendahulunya.



 


Gue baca artikel itu dan gue makin penasaran sama kota Solo yang punya banyak kawasan bangunan tua dan bersejarah secara gue suka banget jalan-jalan ke kota tua bahkan museum-museum yang menurut gue sangat penting untuk dikunjungi dan memberikan informasi pengetahuan tentang kehidupan jaman dulu. Gue juga pengen banget mengunjungi keraton Surakarta, pasti perempuan-perempuan di sana anggun nan lemah lembut yang menggambarkan wanita jawa dan barangkali gue bisa belajar keputrian di sana. Selain itu, gue juga tertarik dan pastinya ga bisa ketinggalan wisata kuliner di Solo yang bisa disebut ‘gudang’ sejuta makanan lezat . Gue pernah baca majalah yang mengulas tentang kuliner di Solo dari makanan Sate kere, Nasi Liwet, Sate Buntel, Sambel Tumpang, dan masih banyak lagi dan tentunya dengan harga yang terjangkau. Gue ngeliat gambarnya aja udah ngiler banget. :D







Sate Kere ini sangat unik, merupakan sate yang terbuat dari tempe gembus, yaitu tempe yang terbuat dari ampas kedelai sisa pembuatan tahu.  Dinamakan sate kere karena konon katanya sate kere yang terbuat dari tempe gembus ini hanya dinikmati oleh masyarakan 'kaum bawah' yang tidak mampu membeli sate daging konsumsi orang-orang kaya, karena dalam bahasa Jawa 'kere' artinya adalah miskin. 

Nasi Liwet merupakan makanan khas Solo yang paling terkenal. Nasi Liwet adalah beras yang dimasak denga kaldu ayam yang membuat nasi terasa gurih dan beraroma lezat. Nasi tersebut dicampur dengan sayur labu siyam yang dimasak agak pedas, telur pindang rebus, daging ayam suwir, kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Disajikan dengan daun pisang yang dibentuk pincuk sebagai piringnya.

  
Sambel Tumpang terdiri dari nasi putih yang ditumpangi aneka sayuran rebus seperti bayam, taoge, dan kacang panjang kemudian disiram kuah kental yang terbuat dari santan dan tempe sangit (tempe yang mulai membusuk) yang dihaluskan.

Sate Buntel adalah sate kambing khas kota Solo terbuat dari daging kambing yang dicincang halus, diberi bumbu bawang dan merica, kemudian dibuntel (bungkus) dengan lemak kambing. Dimakan bersama kecap, irisan cabe rawit, bawang merah, irisan kol dan tomat.


Komentar

  1. Jalan jalan ke Solo memang menyenangkan, lebih menyenangkan lagi jika sewa mobil di solo , kita bisa ke tempat wisata manapun yang kita mau

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Drama Tragedi Shakespeare

REVIEW RENCANA BESAR