Hai
Selamat pagi/siang/sore/malam teman-teman semua!
Sudah lama sekali ya tidak mereview ala-ala lagi karena segala sesuatu harus dimulai dari niat. Jadi, niat baru terealisasi lagi sekarang #ampun
Berawal dari membaca salah satu artikel yang menyatakan bahwa buku ini termasuk karya sastra Indonesia yang harus dibaca, jadi saya baca dan saya cerita di sini deh hehe
Lanjut,
ini bukunya, guys
Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma merupakan tonggak cerpen Indonesia yang telah melampaui zamannya. Cerpen-cerpen Idrus tidak lagi berbicara mengenai pertentangan adat, tetapi pergolakan jiwa tokoh-tokohnya
-Ave
Maria-
Ave Maria adalah cerpen pertama dari 12 cerpen dalam buku ini.
Zulbahri adalah seorang yang asyik membaca buku
filsafat, barangkali juga ia orang pintar. Ia adalah seorang pengarang yang belum
dikenal banyak orang tapi bukunya banyak yang telah diterbitkan.
Wartini, istri Zulbahri. Telah menikah delapan
bulan.
Syamsu, adik Zul, teman main Wartini waktu kecil
bahkan cinta monyetnya.
Syamsu akan datang dari Shonanto (nama bekennya
Singapura cuy), pindah sekolah Tabib Tinggi di Jakarta (sekolah kedokteran
mungkin ya), biar dipanggil “Doktor Syamsu” katanya sih.
Awal ketakutan Zul, bahwa Syamsu-lah yang
sebenarnya berhak mendapat Wartini. Meskipun Wartini mengatakan bahwa ia hanya
mencintai Zul, tetapi hati Zul terus berkata bahwa Wartini lebih dekat kepada
Syamsu. Zul merasa dirinya sebagai seorang perampok.
Singkat cerita, si mas Syamsu ini akan tinggal di
rumah mas Zul dan mba Tini. Padahal kedatangan mas Syamsu ini mengkhawatirkan
mas Zul, doi takut cinta Syamsu dan Wartini akan bersemi kembali. Cinta segitiga
antar saudara ternyata 😟
Pada suatu malam, Zul mendengar dan melihat dengan
kepala mata sendiri kalau mas Syamsu dan mba Tini ini lagi bermain musik. Syamsu
bermain biola dan Tini bermain piano, mereka memainkan lagu Ave Maria karangan
Gounod. Woow so romantic, guys!
-Iyalah mas Zul bisa ketakutan gitu, istri dan
adiknya bermain musik bersama dengan penuh perasaan, mengharukan hati, dan
mengenangkan kepada seorang yang hampir putus asa, memekik ke arah langit
seakan meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa (testimoni by mas Zul) HAHA
Ternyata oh ternyata lagu itu membuat Syamsu dan
Tini terkenang akan masa silam, mereka mengenang akan cita-cita dan cinta
mereka. Namun, semuanya kandas sudah!
Tini menangis
dan berkata “Syam, dapatkah seorang perempuan mencintai dua orang laki-laki
sekaligus?”
“Tidak,
Tini. Hanya cinta seorang ibu kepada anak-anaknya yang dapat seperti itu.”
.
.
.
Bagaimanakah kisah affair percintaan mas Zul, mba
Tini, dan mas Syamsu selanjutnya? Silahkan saudara baca dalam buku ini pada
bagian satu “Ave Maria” 😊😊
.
.
Yang kuat ya mas Zul ^^
-Jalan
Lain Ke Roma-
Jalan Lain Ke Roma merupakan cerpen penutup dari buku ini.
Adalah seorang bernama Open yang pernah menjadi seorang guru, mualim, pengarang, dan tukang jahit.
Open adalah seorang manusia biasa, punya dua kaki,
dua tangan, dua telinga, dan satu hidung. Akan tetapi, namanya memang mempunyai
riwayat yang tidak bisa disangkal.
Orang-orang yang kritis sudah pasti tidak akan
merasa puas, jika tidak dijelaskan mengapa Open bernama Open.
-Konon katanya bagi orangtua memberi nama pada
anak itu bukanlah pekerjaan yang mudah, (apakah benar bapak/ibu? –menanyakan pada
rumput yang bergoyang) hahaha
Bapak dan ibunya mau menanyakan dukun, apa nama
yang terbaik bagi anaknya.
-(YaLord segitunya ya, maklum di tahun 1945 belum
ada buku nama-nama anak beserta artinya yang sekarang tersebar merata di toko
buku seluruh Indonesia) 😂😆
Akan tetapi, bapak dan ibunya merasa hina bila
berhubungan dengan dukun, karena di sekolah dulu mereka belajar bahwa dukun
pembohong itu tidak pintar dan harus dijauhi jika hendak selamat.
-Syukurlah ya pak, bu ga jadi ke dukun. Percaya dukun
itu musyriik katanya pak 😛 -
Setelah itu, mereka ingin memberi nama “ALI”,
tetapi tetangganya juga bernama Ali dan ia adalah buaya besar, penjudi, dan
pengadu ayam. Mereka tidak mau anaknya jadi buaya dan pengadu ayam pula
besarnya nanti.
Pada suatu hari, si bapak bermimpi tentang kota
New York dengan gedung-gedungnya yang menjangkau awan, tetapi entah karena apa
selalu saja terdengar di telinganya satu perkataan Belanda: openhartig.
Waktu hal tersebut diceritakan si bapak kepada
istrinya, istri pun kegirangan dan bergembira karena merasa bahwa itu adalah
bisikan Tuhan. Anaknya akan diberi nama Open, yang artinya anak yang akan jujur
dan berterus terang.
Apakah besarnya si anak yang telah diberi nama
Open akan betul-betul menjadi orang jujur dan berterus terang, openhartig,
tentu orang lain yang mesti menentukannya, bukan Open.
Sejak Open mendengar tentang riwayat namanya ini,
Open sungguh-sungguh berniat dalam hatinya akan mengabulkan cita-cita ibunya
itu, ia akan berusaha sedapat mungkin dalam kehidupannya akan jujur dan
berterus terang dalam segala hal.
Waktu jadi guru sekolah rakyat, ia masuk kelas
lalu menceritakan panjang lebar tentang kehidupan sehari-harinya, seperti
perselisihan dengan istrinya. Anak-anak yang mendengarnya pun tertawa dan
mengolok-oloknya hingga suatu hari kesabaran Open hilang sudah dan memukul
seorang anak hingga telinganya berdarah. Orangtua murid itu pun marah dan
kepala sekolah memaki-maki Open, akhirnya Open diberhentikan.
-kalau pak Open di zaman sekarang ga cuma dimarahin,
dimaki-maki pak tapi bakalan viral, dihujat netizen terus masuk penjara deh-
Open pun pergi meninggalkan sekolah dan tidak mau
melihat ke belakang lagi. Ini sudah tabiat Open. Jika ia sudah mengambil
keputusan dengan sesuatu hal, ia tidak mau melihat ke belakang lagi.
Apa sebenarnya yang terjadi? Anak-anak nakal, ia
memukul seorang anak sampai berdarah telinganya. Ia diberhentikan dan anak-anak
boleh belajar terus dengan senangnya. Di mana letak keadilan?
Ibunya berkata
“Open engkau harus berterus terang dalam
segala hal. Dengan jalan begitu engkau dapat memajukan dunia yang penuh dengan
kebohongan ini.”
Open merasa bahwa perkataan ibunya benar, ke mana
pun ia melihat selalu menemukan kebohongan, kebusukan yang disimpan baik-baik.
Kelas sekolah bagi Open adalah tempat yang terbaik
untuk menyebarkan benih terus terang ini. Itu sebabnya ia jadi guru, tetapi
akhirnya itu pula sebabnya ia terlempar dari kelas tersebut.
Untuk pertama kalinya terasa bagi Open, bahwa
dunia penuh dengan kurang terima kasih. Yesus Kristus disalib, Nabi Muhammad
diuber-uber dan diperangi.
Ketika Open mengingat Nabi Muhammad, timbul
keinginan untuk menyebarkan kebenaran dengan terus terang dengan menjadi
mualim. Ia memakai celana kain dan peci. Ia memulai dari mengajar anak-anak
membaca alif ba ta dan selanjutnya
mengajar sendi-sendi agama Islam. Anak-anak mempelajari semuanya harus
menghapal di luar kepala seperti 20 sifat-sifat Tuhan yang tidak boleh
dikomentari atau diragukan.
Celakanya bagi Open, ia kembali berhadapan dengan
anak-anak nakal yang selanjutnya anak tersebut dipukul, namun kejadian tersebut
tidak berakibat berhentinya Open dari guru agama dan mualim.
Pada suatu hari, Open bertemu mualim yang cara
berpakaiannya tidak seperti dirinya, mualim yang memakai celana kain dan peci. Pada
awalnya hal tersebut mengecewakan Open, tetapi ketika mualim tersebut bercerita
tentang agama, kebenaran, dan tujuan hidup, mengertilah Open bahwa cara
berpakaian bukan suatu tanda mutlak bagi kepintaran dan kebesaran seorang
mualim.
Mualim itu
mengatakan “orang banyak salah paham,
misalnya tentang pakaian. Bahwa mualim tidak boleh pakai pantalon, tetapi dalam
Alquran atau kitab-kitab apa pun juga tidak ada satu baris pun yang melarang
hal ini. Sebab itu aku sengaja pakai pantalon untuk melawan pendapat umum itu. Pun
kata umum, mualim tidak boleh mengarang, itu sebabnya aku mengarang”.
“Mengarang?”
tanya Open
Open menanyakan hal tersebut karena ia pun pernah
memikirkan kemungkinan untuk mengarang karena terlalu banyak yang ingin
dikatakannya kepada banyak orang.
Selanjutnya, apakah Open akan berhenti menjadi
mualim dan akan menjadi pengarang atau bahkan jadi tukang jahit saja?
-dibaca ya guys bukunya, DARI AVE MARIA KE JALAN
LAIN KE ROMA by Idrus-
.
.
.
Sebenarnya, masih ada 10 cerpen lagi di buku ini. Namun,
apa daya beginilah adanya dulu HAHAHA tapi mending baca bukunya guys, keren!
-Kata salah satu artikel ada 30 list buku sastra
Indonesia yang menurutnya harus dibaca oleh semua kaum intelektual Indonesia. Ya
termasuk DARI AVE MARIA KE JALAN LAIN KE ROMA by Idrus-